Rabu, 24 September 2014

KOTA DOMPU YANG INDAH

BUDAYA  KOTA DOMPU
 
I. Musyawarah (mbolo weki) yang merupakan kesepahaman dan kesepakatan diantara keluarga dekat dan masyarakat dompu pada umumnya melaksanakan secara bersama-sama juka ada hajatan atau disebut dengan bahasa daerahnya (kancombu rakancore).
II. Hataman al-qur’an yang pada dasarnya anak yang disunat dan dikhitan sebaiknya bisa mengaji dahulu sebelum disunat.
III. Melakukan ngaji jama’ (ngaji jama’) sekaligus do’a bersama agar pelaksanaan hajatan yang dimaksud terhindar dari hambatan dan rintangan sejak awal hingga pada akhirnya.
IV. Arak-arakan dengan menggunakan umalige (rumah tradisi dompu sebagai tempat duduk mereka kemudian dipasung secara bersama-sama berkeliling kampung dan diiringi dengan gendang besar dan nafiri (silu) juga …………… Yang lainnya seperti jara, sarone, kareku kandei. Tari penyambutan dan permainan rakyat seperti gantaung, permainan prisaian dan hadara.V. Kapanca adalah merupakan pemberian kecantikan pada diri si anak agar dia bisa melupakan rasa sakit yang ia bayangkan yang dilakukan oleh kaum wanita yang mempunyai karismatik ditengah-tengah masyarakat terdiri dari 7, 9 bahkan 11 orang dengan menggunakan beras kuning untuk ditabur pada sekeliling anak, air bunga untuk diteteskan pada badan dan daun pacar untuk ditempelkan pada telapak tangan si anak dengan melakukan zikir (sarafal anam) sebai pengirim diaat melakukan kapanca.
VI. Compo sampari (persenyawaan dengan bedogan) yang dilakukan oleh kaum bapak, anak laki-laki agar diri si anak tidak gentar dan takut menghadapi musibah yang menimpa dirinya yaitu ujung kemaluannya dipotong (dou rangga) dan sebagai landasan petuah adat masyarakat dompu jasmani dan rohani harus memiliki empat faktor untuk kehidupan yaitu : umataho, wei taho, jara taho, besi taho yang artinya rumah yang baik, istri yang baik, kuda yang baik dan besi yang baik untuk kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar